AYO SINAU

Rabu, 26 November 2014

Tradisi Nyadran

Nyadran adalah serangkaian uapacara yang dilakukan oleh masyarakat jawa , terutama di jawa tengah . kata nyadran berasal dari bahasa sansekerta , sraddha yang artinya  keyakinan , nyadran yang artinya pembersih  makam oleh masyarakat jawa , yang umumnya dipedesaan. Dalam bahasa jawa nyadran berasal dari kata sadran yang artinya ruwah sya’ban. Nyadran adalah suatau rangakaian budaya yang berupa pembersih makam leluhur, tabur bunga  dan puncaknya berupa kenduri selamatan dimakam leluhur .
Pelaksaan nyadran  salah satu  tradisi dalam menyambut datangnya bulan ramadhan. Kegiatan yang biasa dilakukan saat nyadran atau ruwahan adalah
1.      Melaksanakan kenduri dengan pembacaan al-Qur’an , zikir , tahlil dan doa kemudian ditutup dengan makn bersama.
2.      Melakukan besik yaitu pembersihan makam leluhur dari kotoran rerumputan .
3.      Melakukan upacara ziarah kubur, dengan berdoa kepda roh yang telah meninggal diarea makam.
Nyadran biasanya dilakukan pada setiap ke-10 bulan rajab atau datangya bulan sya’ban.para peziarah datang ke makam pada membawa serangkain bunga,biasanya bunga telasih digunakan untuk lambing hubungan peziarah dengan arwah yang diziarahi. Para peziarah yang telah mendatangi makam tersebut biasanya pada berdoa untuk arwah keluarganya atau saudaranya yang sudah meniggal. Seusai berdoa biasanya masyarakat makan bersama disepanjang jalan yang telah digelari tikar dan daun pisang. Tiap kelurga yang mengikuti harus membawa makanan sendiri seperti ayam  ingkung, sambal goreng ati, urap sayur ,dengan lauk rempah, prekedeldan tahu dan sebagianya.pelaksanaan nyadran buiasanya ditentukan waktunya oleh pihak yang memiliki otoritas di daerah dan pelaksaannya dilakukan secara kolektif.

Sejarah nyadran
  Budaya masyarakat yang sudah melekat erat menjadikan masyrakat jawa sangat menjujung tinggi nilai-nilai luhur dari kebudayaan itu. Dengan demikian tidak mengherankan kalau dikulturasikan  dengan nilai-nilai islam oleh wali songo.
Secara sosio-kultural, implementasi Dari ritus nyadran tidak hanya sebatas membersihkan makam-makam leluhur, selamatan(kenduri), membuat kue apem, kolak dan ketan sebagai unsur sesaji sekaligus,lanfsan ritual doa. Nyadran juga menjadi ajang silaturrahmi keluarga dan sekaligus menjadi transformasi social,budaya dan keagamaan. 
Prosesi ritual nyadran biasanya dimulai dengan membuat kue apem, ketan dan kolak. Adonan tiga jenis makanan dimasukkan ke dalam takir, yaitu tempat makanan terbuat dari daun pisang, dikanan kiri ditusuki lidi(biting). Kue-kue tersebut selain dipakai munjung/ater-ater ( dibagi-bagikan) kepada sanak saudara yang lebih tua, juga menjadi uabarampe (pelengkap) kenduri. Tetangga dekat juga mendapatkan bagian dari kue-kue tadi. Hal itu dilakukan sebagai ungkapan solidaritas dan ungkapan kesalahan social kepada sesama.
Mengenai pola keberagamaan yang dijawa C Geertz ( 1981) melalui penelitiannya di Mojokerto menghasilkan sebuah konsep keberagaman masyarakat yang bersifat abangan santri dan priyayi, ketiganya merupakan akulturasi budaya local masyarakat hindhu-budha dengan nilai-nilai isalm. Pola tersebut menjadiakn islam menjadi warna-warni.







 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About