Memungut amalan recehan
(rahasia dibalik amal-amal recehan)
Senyum
Dalam
islam, senyum bukan semata reaksi seseorang terhadap sesuatu yang dilihat,
didengar atau dirasakannya. Bukan pula sekadar gerakan bibir yang
memperlihatkan barisan gigi yang menawan. Akan tetapi, senyum mempunyai nilai
tersendiri dan menjadi sebuah kebajikan bagi yang melakukannya. Senyum
seseorang menjadi tidak sederhana manakala itu bisa mendatangkan energy positif
bagi yang melihatnya. Sebab, islam tidak
menafikan sekecil apapun sesuatu yang dilakukan oleh seseorang kepada orang
lain.
Senyum
seseorang yang lahir dari hati karena kecintaan maupun kasih sayang yang bukan
berdasar nafsu, melainkan karena Allah SWT. Ibarat seutas tali yang dapat
merekatkan hubungan seseorang dengan orang lain. Senyum seperti itu ibrata
jendela hati yang saat melongok ke dalamnya, ia mendpaatkan keramahannya dan
kehangatan orang lain. Bahkan, ia bisa merasakan kedamaian dari pemiliknya.
Oleh karena itu, sangatlah pantas jika senyum menjadi sebuah shadaqah kepada
orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. Berikut:
“senyummu
dihadapan saudaramu adalah shadaqah.” (HR. Bukhari).
Senyum
adalah sebuah ibadah, meski banyak orang yang tidak menyadari bahwa senyum bisa
dijadikan sarana mengharap keridhaan dari Allah SWT, karea sederhananya amalan
ini dlaam pandangan banyak orang. Akan tetapi, orang yang bijak tentu tidak
akan memandang remeh sebuah senyuman. Dengan hanya berbekal sesungging senyum,
seseorang sudah ditulis sebagai orang yang telah melakukan kebijakan . sebab,
senyum yang selalu terkembang di
bibir seseorang , termasuk sunnah rasul. Rasulullah SAW,
dikenal sebagai pribadi yang murah
senyum dan selalu menyunggingkan senyum dihadapan orang lain.
Hal
tersebut diungkapkan oleh Jabir yang
berkata: “sejak aku masuk islam, Rasulullah SAW, tidak pernah menghindar
dariku, dan beliau tidak melihatku,
kecuali beliau pasti tersenyum padaku.” (HR. Bukhori dan Muslim).
Bahkan
ketika Rasulullah Saw. Tidak berkenan dan memberi hukuman karena orang-orang
yang terlambat dan tidak ikut serta dalam perang Tabuk, beliau masih tersenyum
saat mendengarkan alasan mereka. Dan,
ketika sedang terbaring sakit di kamar pun, beliau masih sempat
menyunggingkan senyum untuk para sahabatnya.
Senyum
bukan hal sepele yang tidak bisa dijadikan penghargaan untuk mendapatkan ridha
Allah SWT. Sebab, orang-orang yang masih tersenyum, meski himpitan beban sedang
menguras energy dan kesehariannya sebagai pertanda kepasrahan terhadap
kehendak-Nya, maka yang dilakukannya itu layaknya orang berhaji pada malam
hari, kemudian diteruskan berjihad pada pagi harinya.
Sungguh,
senyum bukan sebuah amalan yang bisa dianggap sepele dan pantas diremehkan
hanya karena tidak diwajibkan, sebagaimana puasa ramadhan atau ibadah lainnya.
Sekecil apapun amalan dalam pandnagan seseorang, namun jika dilakukan untuk
mengangkat diri ke maqam yang diridhai oleh Allah SWT.
Ditukip dari buku : Ghozy,
fahrudin. 2012. memungut amalan recehan
. Safirah: Jogjakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar