AYO SINAU

Kamis, 27 Oktober 2016

Memungut amalan recehan
(rahasia dibalik amal-amal recehan)
Senyum
Dalam islam, senyum bukan semata reaksi seseorang terhadap sesuatu yang dilihat, didengar atau dirasakannya. Bukan pula sekadar gerakan bibir yang memperlihatkan barisan gigi yang menawan. Akan tetapi, senyum mempunyai nilai tersendiri dan menjadi sebuah kebajikan bagi yang melakukannya. Senyum seseorang menjadi tidak sederhana manakala itu bisa mendatangkan energy positif bagi yang melihatnya.  Sebab, islam tidak menafikan sekecil apapun sesuatu yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain.
Senyum seseorang yang lahir dari hati karena kecintaan maupun kasih sayang yang bukan berdasar nafsu, melainkan karena Allah SWT. Ibarat seutas tali yang dapat merekatkan hubungan seseorang dengan orang lain. Senyum seperti itu ibrata jendela hati yang saat melongok ke dalamnya, ia mendpaatkan keramahannya dan kehangatan orang lain. Bahkan, ia bisa merasakan kedamaian dari pemiliknya. Oleh karena itu, sangatlah pantas jika senyum menjadi sebuah shadaqah kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. Berikut:
“senyummu dihadapan saudaramu adalah shadaqah.” (HR. Bukhari).
Senyum adalah sebuah ibadah, meski banyak orang yang tidak menyadari bahwa senyum bisa dijadikan sarana mengharap keridhaan dari Allah SWT, karea sederhananya amalan ini dlaam pandangan banyak orang. Akan tetapi, orang yang bijak tentu tidak akan memandang remeh sebuah senyuman. Dengan hanya berbekal sesungging senyum, seseorang sudah ditulis sebagai orang yang telah melakukan kebijakan . sebab, senyum yang selalu terkembang  di bibir  seseorang ,  termasuk sunnah rasul. Rasulullah SAW, dikenal  sebagai pribadi yang murah senyum dan selalu menyunggingkan senyum dihadapan orang lain.
Hal tersebut diungkapkan oleh Jabir  yang berkata: “sejak aku masuk islam, Rasulullah SAW, tidak pernah menghindar dariku, dan beliau tidak melihatku,  kecuali beliau pasti tersenyum padaku.” (HR. Bukhori dan Muslim).
Bahkan ketika Rasulullah Saw. Tidak berkenan dan memberi hukuman karena orang-orang yang terlambat dan tidak ikut serta dalam perang Tabuk, beliau masih tersenyum saat mendengarkan alasan mereka. Dan,  ketika sedang terbaring sakit di kamar pun, beliau masih sempat menyunggingkan senyum untuk para sahabatnya.
Senyum bukan hal sepele yang tidak bisa dijadikan penghargaan untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Sebab, orang-orang yang masih tersenyum, meski himpitan beban sedang menguras energy dan kesehariannya sebagai pertanda kepasrahan terhadap kehendak-Nya, maka yang dilakukannya itu layaknya orang berhaji pada malam hari, kemudian diteruskan berjihad pada pagi harinya.
Sungguh, senyum bukan sebuah amalan yang bisa dianggap sepele dan pantas diremehkan hanya karena tidak diwajibkan, sebagaimana puasa ramadhan atau ibadah lainnya. Sekecil apapun amalan dalam pandnagan seseorang, namun jika dilakukan untuk mengangkat diri ke maqam yang diridhai oleh Allah SWT.

Ditukip dari buku : Ghozy, fahrudin. 2012. memungut amalan recehan . Safirah: Jogjakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Blogroll

About